Rabu, 04 Mei 2011

Pendidikan


Pendidikan: Mau Dibawa Kemana?
Oleh: Mustopa,S.Pd.I.

Apabila kita melihat dari tujuan pendidikan, maka akan kita dapatkan kata-kata yang amat indah, yaitu “Mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur”. Kemudian Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 menyebutkan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Namun, apakah pendidikan yang telah membentuk manusia-manusia seperti itu? Atau, minimal pendidikan menjurus ke arah sana? Kalau kita amati, maka proses pendidikan saat ini dipersempit kepada hal-hal yang bersifat materi dan duniawi. Pendidikan dimaknai sebagai “NILAI”, “PEKERJAAN”, ”GENGSI” dan sejenisnya. Orangtua akan merasa bangga bila anaknya mendapatkan nilai bagus, bisa menembus sekolah negeri yang paforit, perguruan tinggi negeri yang terkenal, lalu mendapat pekerjaan yang layak. Itu sah-sah saja dan manusiawi.
Akan tetapi sesungguhnya proses pendidikan bukan hanya menciptkan anak yang cerdas intelektualnya, namun yang lebih penting adalah harus menuju pembentukan manusia yang identik dengan sebuah “POHON”. Yaitu harus kuat akarnya, ranting dan daunnya lebat dan berbuah lezat. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, manusia tersebut memiliki ciri kuat akidahnya, gemar beribadah dan menunjukkan akhlak yang mulia. Maka sekolah harus mampu mencontohnya, dengan menerapkan pola belajar dan lingkungan yang bernuansa religi dan berbudaya religi (Religeous Culture).
Sebagaimana proses pendidikan yang diberikan Allah SWT. pada saat di alam rahim  yakni dengan menanamkan akidah. Pada saat Allah SWT. akan meniupkan ruh, maka ruh ditanya “"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Benar! (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (QS. Al-A’raf: 127).
Sebelum membentuk manusia yang handal dalam segi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), maka harus ditanamkan terlebih dahulu akidah (keimanan) yang kuat. Hanya dengan akidah yang kuatlah yang akan membuat peserta didik dapat mengarungi hidupnya yang semakin penuh dengan tantangan dan hambatan serta persaingan yang makin tajam. Sebagai contoh nyata, iman kepada Allah ditandai dengan sikap peserta didik  yang gemar mendekatkan diri kepada-Nya dan iman kepada kitabullah membuat peserta didik yakin pedoman hidup terbaik adalah Al-Qur’an.  Sedangkan iman kepada malaikat mengarahkan peserta didik agar selalu waspada dan tidak melanggar perintah Allah. Sedangkan iman kepada nabi akan menjadikan Nabi Muhammad SAW. sebagai teladan dalam setiap perbuatan, dan iman kepada Qadla dan Qadar menganjurkan peserta didik untuk sabar dan tawakkal dalam menghadapi tantangan dan masalahnya. Tentu saja proses pendidikan harus menanamkan keimanan yang bukan saja dijadikan hapalan melainkan diyakini dan diamalkan dalam kehidupansehari-hari. Apabila iman yang kokoh dan sudah terbiasa beribadah dalam kehidupan sehari-hari, maka tujuan pendidikan untuk membentuk peserta didik berbudi pekerti luhur akan pula tercapai.
Oleh sebab itu diperlukan kerja sama antara pihak sekolah, orangtua dan masyarakat, sebab dalam dunia pendidikan dikenal dengan tiga macam kelompok sosial yang berfungsi sebagai lingkungan pendidikan, yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat, atau sering dsebut dengan istilah formal, informal dan nonformal. Di antara ketiga macam lingkungan pendidikan itu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang terpenting, karena keluarga adalah lingkungan yang pertama kali memeberikan pengalaman pendidikan pada seorang anak. Di dalam keluarga anak memulai perkembangan jiwanya.
Sebagai kelompok sosial,  keluarga adalah kelompok sosial di mana anak lebih banyak memperoleh kesempatan melakukan interaksi sosial, anak paling banyak berkesempatan melembagakan norma-norma, baik norma sosial kebudayaan dan terutama norma agama.
Demikian pentingnya kedudukan keluarga dalam pendidikan, terutama pendidikan agama,sehingga Nabi mengingatkan dalam haditnya. “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) sampai lidahnya dapat berbicara dengan jelas, maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi,Nasrani atau Majusi” (HR. Aswad bin Sari’).
Kalau ketiga komponen pendidikan itu dapat dilakukan dengan kerja sama yang baik, teutama peranan kelurga yang harus lebih dominan, tantangan dan ganguan apapun, kalau norma agama dan penanaman akhlak mulia yang telah disiapkan oleh lingkungan keluarganya, maka anak itu tidak akan mudah tergoyahkan dengan situasi apapun yang mengganggu kepadaanak kita dan  Insya Allah tujuan pendidikan di atas akan terwujud. Semoga bermanfaat.
Selamat Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2011

Selasa, 07 Desember 2010

Penetasan Telur PTD SD Pertiwi Bandung

Minggu, 05 Desember 2010

Jadwal UAS Semester I TP 2010/2011






































































































 






























JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER I


SD PERTIWI KOTA BANDUNG


TAHUN PELAJARAN 2010/2011

                                                                                                




















































HARI
TANGGAL


MATA
PELAJARAN


SENIN,


06 Desember 2010


1. PKn


2. PAI


RABU,


08 Desember 2010


1.
BAHASA INDONESIA


2. IPA


KAMIS,


09 Desember 2010


1. IPS


2. MATEMATIKA


JUMAT,


10 Desember 2010


1. BAHASA
SUNDA


2. BAHASA
INGGRIS


SABTU,


11 Desember 2010


1. SBK


2. PLH


SENIN,


13 Desember 2010


1. PENJAS
( KLS 1, 2, 3)


2.
KOMPUTER ( 4,5,6 )


SELASA,


14 Desember 2010


PENJAS
( KLS 4, 5, 6 )







Keterangan :


·                   
Ujian Mata Pelajaran PENJAS berupa Praktek


·                   
UAS dimulai pukul 07.30, terkecuali untuk kelas 2 UAS
dimulai pukul 09.00


·                   
Peserta didik harap hadir 20 menit sebelum UAS dimulai

Kamis, 02 Desember 2010

Tauziah " Merubah Akhlak Manusia"

Kegiatan Tauziah


















TAUZIAH JUM’AT


Hari                        : Jum’at, 3 Desember 2010


Waktu                   : 07.00 – 07.35 WIB


Tempat                                : Lapangan SD Pertiwi Kota
Bandung


Tema                     :
“Merubah Akhlak Manusia”





Sebelum memulai Kegiatan Tauziah yang sudah rutin
dilaksanakan pada hari Jum’at, Pak Mustopa memimpin berbagai kegiatan Dzikir
dan Do’a seperti membaca Shalawat Nabi, membaca Surat Juz Amma, Asmaul Husna, Senandung
(Rukun Islam), dan senandung (Sifat Wajib Allah).




Pak Mustopa, S.Pd.I memimpin Dzikir dan Do'a



















Isi Tauziah :


Merubah Akhlak Manusia


“Sesungguhnya Nabi Muhammad diutus Oleh Allah untuk
merubah akhlak manusia”


Ada beberapa Kunci keberhasilan dalam menjalani hidup
ini, diantaranya :


1.       Disiplin


Kita sebagai
pelajar, yang sebentar lagi akan menempuh ujian kenaikan kelas semester 1,
hendaknya harus mempersiapkannya. Salah satu caranya adalah dengan disiplin,
mulai dari disiplin waktu, disiplin belajar, dan disiplin dalam berbagai hal.


2.       Tekun/rajin
belajar


Tekun dan rajin
belajar adalah salah satu kunci keberhasilan dalam menuntut ilmu, apalagi dalam
menghadapi ujian, kita harus semaksimal mungkin belajar, agar mendapatkan hasil
yang optimal.


3.       Jujur


Jujur tentu saja akan
membawa kebaikan, apalagi dalam menghadapi ujian kenaikan kelas. Jangan sampai
peserta didik malah beramai-ramai berbuat curang (mencontek), dengan harapan
nilainya akan baik. Tentu saja itu perbuatan yang tidak terpuji.




Pak Sutisna, Drs. memberikan Tauziah








Pelatihan "Pembelajaran Berbasis ICT"
















KEGIATAN PRESENTASI


HASIL PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN BERBASIS ICT


25 – 27 NOBEMBER 2010
DI HOTEL ENDAH PARAHYANGAN BANDUNG




Peserta Pelatihan "Pembelajaran ICT"




Peserta Pelatihan Pembelajaran ICT







Pa Mustopa, S.Pd.I sedang memberikan hasil Presentasi Pembelajaran ICT
















Pendidikan terus berupaya menyesuaikan dengan
perkembangan dan tuntutan global, tak terkecuali pola pendidikan bagi guru.
Penggunaan ICT dalam pendidIkan dapat dijadikan sebagai alternatif untuk
penyelenggaraan pendidikan bagi para guru profesional.


Proses belajar mengajar (PBM) seringkali dihadapkan pada
materi yang abstrak dan di luar pengalaman peserta didik sehari-hari, sehingga
materi ini menjadi sulit diajarkan guru dan sulit dipahami peserta didik.
Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkongkritkan
sesuatu yang abstrak. Gambar dua dimensi atau tiga dimensi adalah visualisasi
yang sering dilakukan dalam PBM. Pada era informasi visualisasi berkembang
dalam bentuk gambar bergerak (animasi) yang dapat ditambahkan suara (audio).


Atas dasar pentingnya bahan
pembelajaran berbasis ICT, pelatihan/pembinaan pengembangan pembelajaran yang
berbasis ICT bagi Guru Pendidikan Agama Islam adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan dan menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan global.
















MATERI
KEGIATAN


Materi
kegiatan dengan cara menggunakan Power Point 2007,yang meliputi :


1.        
Menjalankan Microsoft Power Point


2.        
Membuata Presentase Baru


3.        
Membuat dan Menghapus Slide


4.        
Memilih Layout Slide


5.        
Memilih Background slide


6.        
Menyisipkan Gambar


7.        
Menyisipkan Film/Animasi


8.        
Menyisipkan Musik


9.        
Menambah Efek/Animasi pada Objek


10.      Menjalankan
Presentase

 











 




Rabu, 01 Desember 2010

PTD : "Penetasan Telur"


Kegiatan PTD (Pendidikan Teknologi Dasar)"Penetasan Telur" yang dilakukan oleh peserta didik kelas 6A dan B, pada tanggal 6 November 2010, sepenuhnya hasilnya belum optimal. Hal ini dilihat dari hasil telur ayam kampung yang menetas selama 21 hari, hanya berjumlah 2 ekor.

Seminar "Pelatihan Hidup Sehat (Seri Ke-2) : Untukmu Guru : Upaya Hidup Sehat"


















MAKALAH SINGKAT


PELATIHAN HIDUP SEHAT (SERI KE 2)


“UNTUKMU GURU : UPAYA HIDUP SEHAT”


20 NOPEMBER 2010, KANTOR REGIONAL III BKN BANDUNG





Disarikan Oleh : Ibu Ratna Suminar, S.Pd. 




Ratna Suminar, S.Pd. Guru Kelas 4 A








TATA LAKSANA PENYAKIT YANG SERING DIJUMPAI PADA ANAK SEKOLAH


ABSTRAK :


Salah satu program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah
pelayanan kesehatan. Berbagai penyakit seringkali terjadi pada anak sekolah
diantaranya diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), demam berdarah
dengue, demam tifoid, tuberkolosis (TBC) hepatitis A, cacar air dll, yang dapat
menyebabkan kesakitan dan kematian. Faktor-faktor yang berperan untuk
terjadinya penyakit antara lain faktor host (pejamu), agent (sumber penyakit),
dan environment (lingkungan). Anak yang sering sakit dan atau dirawat di rumah
sakit akan mengakibatkan pelajaran di sekolah terganggu dan kemunduran prestasi
belajar. Oleh karena itu perlu pengenalan dan deteksi dini penyakit, melakukan
pertolongan pertama, dan merujuk k rumah sakit. Di samping yang sangat penting
adalah upaya pencegahan dan menghindari penyebaran penyakit melalui pola hidup
sehat sesuai dengan trias program UKS yaitu : pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat baik fisik, mental,
serta sosial.





OPTIMALISASI KOPERASI SEKOLAH & KOPERASI GURU


ABSTRAK


Suatu keberhasilan koperasi mencakup aspek mikro yang
berkaitan dengan fungsinya dan pendukung eksistensinya, yaitu untuk membantu
memenuhi kebutuhan anggota yang mendirikan dan memilikinya, sehingga pada
gilirannya mampu menjadikan lebih sejahtera.


1.      
Segi usaha


·        
Bertambahnya anggota


·        
Peningkatan permodalan koperasi


·        
Peningkatan jumlah dan volume usaha


·        
Peningkatan pelayanan terhadap anggota


2.      
Segi aspek koperasi


·        
Dampak keberhasilan koperasinya


·        
Kemampuan koperasi untuk menstimulasi komponen





MOTIVASI DAN SEMANGAT BELAJAR ANAK


ABSTRAK


Belajar adalah sebuah proses dimana interaksi terjadi yang
memungkinkan terjadinya perubahan diri pada seseorang. Belajar perlu sebuah
pembiasaan dan proses pembiasaan perlu adanya dorongan.


Semangat anak dalam belajar tentu ada motif yang mendorongnya,
apakah nilai, gurunya yang mengajar, teman-temannya, media atau metode yang
dipergunakan gurunya atau memang tanggungjawab atas rasa ingin tahunya.


Membangkitkan dan memelihara semangat belajar bukan hanya
tugas guru di kelas, akan tetapi juga tugas orang tua di rumah. Motivasi
ekstrinsik pada anak dalam belajar dapat dibentuk oleh guru dan orang tua,
dengan menyentuh langsung kebutuhan-kebutuhan sebenarnya anak untuk mempelajari
hal yang ingin dipelajarinya.


Selain memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan dalam belajar, hal
lain yang harus dapat dideteksi oleh guru juga orang tua adalah adalah
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh anak dalam mempelajari sesuatu.
Bagi guru hal ini dapat dideteksi ketika mereka berada dalam kelas dan muncul
perilaku-perilaku yang menyimpang dalam belajar.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger